MALUKU UTARA - Wakil Ketua I TP.PKK Kota Tikep Hj.Rahmawati Muhammad, yang juga anggota DPRD Provinsi Maluku Utara, hadir sebagai tim penilai lomba 10 program pokok PKK tingkat Kota Tidore Kepulauan di Kelurahan Afa-Afa Kecamatan Tidore Utara Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara, Rabu (2/3/2022).
Bersama rombongan melakukan kunjungan pemantauan lingkungan, anggota DPRD Provinsi Maluku Utara Fraksi PDIP itu, berjalan kaki naik tanjakan sampai batas kampung, disela pemantauan, warga berdatangan menyapa dan menyampaikan aspirasinya.
Beberapa RT, RW dan salah satu warga Kelurahan Afa-Afa Ibrahim menyampaikan bahwa, saat musim kemarau, kami yang berada di Lingkungan Tomayou ini kesulitan, sehingga terpaksa kami harus membeli air menggunakan truk tanki air, dalam sebulannya uang yang kami keluarkan untuk membeli air mendekati 1 juta, bahkan ada yang lebih.
"Ibu Haji, kami di Kelurahan Afa-Afa khususnya di Lingkungan Tomayou ini, saat musim kemarau terpaksa kami membeli air menggunakan truk tanki air, dalam sebulan kami disini ada yang mengeluarkan uang hampir 1 juta bahkan 1 juta lebih, kalau tidak beli lalu kami ambil air dari mana Haji kalau kemarau, biasanya kalau hujan ya kami tampung tapi kalau kemarau, ya Allah Ibu Haji, bantu kami, " terangnya.
"Ampun, biaya rekening air pejabat saja kalah dengan jumlah uang yang kami keluarkan untuk membeli air dalam sebulan, ada yang Rp.900.000 perbulan, Rp.1.200.000, bahkan ada Rp.1.500.000, selain konsumsi hari-hari, mata pencaharian kami berkebun menanam sayur-sayuran, " tuturnya.
Hj.Rahmawati Muhammad kemudian menanggapi dengan sejumlah pertanyaan dan dijawab oleh warga, keluhan warga mendapat respon positif, Hj.Rahmawati mengatakan, air merupakan salah satu kebutuhan penting, kesulitan seperti ini perlu sesegera mungkin ditindaklanjuti, kasihan masyarakatnya.
"Agenda penilaian tapi karena masyarakat menyapa dan menyampaikan aspirasi, jadi sekalian saya menanggapinya, air termasuk kebutuhan yang sangat penting, jika untuk air dalam sebulan saja mereka mengeluarkan uang ada yang mendekati 1 juta, bahkan ada yang lebih dari 1 juta repot juga untuk mereka, " pungkasnya.
"Kebanyakan mereka ini bermata pencaharian sebagai petani, jadi wajar kalau membutuhkan persediaan air yang cukup banyak, apalagi kalau musim kemarau. Yang penting saya sudah dengar dan melihat langsung, insya Allah saya usahakan untuk menindaklanjuti, " tutupnya.